Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Jawaban Kedatuan Luwu Terkait Pengukuhan Tomakaka Tionghoa


Hari ini, Sabtu, 25 Februari 2023, Keluarga Besar Kedatuan Luwu akan melaksanakan Isra Mikraj 1444 Hijirah, yang dirangkaikan dengan Peringatan Haul Ke-58 Andi Djemma Opu To Appamene Wara WaraE Petta Mattinroe ri Amaradekaanna. Saya telah membentuk Panitia Pelaksana-nya yang diketuai oleh Bapak Kepala Kejaksaan Negeri Palopo, YM Agus Riyanto. 

Dalam ini, salah satu hal yang menarik dan menjadi perbincangan di masyarakat, utama di masyarakat Tana Luwu yakni adanya pengukuhan etnis Tionghoa.

Dalam Siaran Pers yang tersebar di group Whatsup tertanggal Jumat, 24 Februari 2023 berlogo Kedatuan Luwu dan tanpa adanya tanda tangan itu, menyebutkan alasan tentang adanya pengukuhan tersebut. Adapun Siaran Pers tersebut secara lengkap: 

SIARAN PERS 
Jumat, 24 Februari 2023 

Bismillahi rahmani rahim. Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. 

Yang saya muliakan, para hadirin dan anak-anakku para wartawan, baik media cetak maupun media online yang sempat hadir pada hari ini. 

Alhamdulillah, pada hari ini, saya Datu Luwu XL, akan menyampaikan beberapa hal, terkait perkembangan dan aktivitas yang dilaksanakan oleh Kedatuan Luwu:. 

I. Insya Allah besok, pada Sabtu, 25 Februari 2023, Keluarga Besar Kedatuan Luwu akan melaksanakan Isra Mikraj 1444 Hijirah, yang dirangkaikan dengan Peringatan Haul Ke-58 Andi Djemma Opu To Appamene Wara WaraE Petta Mattinroe ri Amaradekaanna. Saya telah membentuk Panitia Pelaksana-nya yang diketuai oleh Bapak Kepala Kejaksaan Negeri Palopo, YM Agus Riyanto. Dalam dua pekan ini saya melihat panitia sudah bekerja dan berkoordinasi dengan beberapa pihak, dan kemarin sudah mulai melakukan persiapan-persiapan di Istana sebagai pusat kegiatan; 

II. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan ini antara lain adalah: 1. Yang pertama, Isra Mikraj sebagai salahsatu hari besar Agama Islam adalah momentum yang tepat dalam ikhtiar kita menyiarkan pesan-pesan dan nasehat-nasehat agama, utamanya tentang Rukun Iman dan Rukun Islam; 2. Yang kedua, haul Andi Djemma adalah momentum untuk kembali membaca sejarah dan mengambil makna perjuangan dari Pahlawan Nasional Andi Djemma; dan 3. Yang ketiga, peringatan hari besar agama Islam dan haul Andi Djemma adalah momentum untuk menguatkan ikatan kekerabatan antara rakyat Tana Luwu dengan Istana. 

III. Panitia telah mengundang Bupati/Walikota serta Forkopimda se-Tana Luwu, serta beberapa kerajaan/kedatuan sahabat di wilayah Sulawesi Selatan untuk hadir di Palopo pada kegiatan ini. Beberapa telah mengonfirmasi kehadiran, dan panitia telah menyiapkan akomodasi untuk raja/datu yang akan hadir secara langsung; 

IV. Rangkaian kegiatan untuk besok antara lain adalah ziarah ke Lokkoe atau makam raja-raja Luwu; pengajian dan tahlilan; ceramah agama; pembagian bantuan sosial; dan salahsatu item kegiatan penting adalah pengukuhan pemuka etnis Tionghoa di Tana Luwu;

V. Terkait pengukuhan pemuka etnis Tionghoa, saya selaku Datu Luwu telah berdiskusi dan mengkaji dengan Dewan Adat 12 perihal rencana pengukuhan ini dan alhamdulillah sudah disetujui dan disepakati. Beberapa pertimbangan yang dapat saya sampaikan terkait latar belakang sehingga lahir keputusan untuk mengukukuhkan pemuka etnis yang kemudian diberi nama Tomakaka Tionghoa Ri Tana Luwu, antara lain adalah: 

  1. 1. Kedatuan Luwu memandang bahwa etnis Tionghoa merupakan salah satu etnis atau kaum yang sejak kedatangan pertama kali di akhir abad 17 dan berkembang secara masif di abad 20 telah hidup dan berketurunan di Tana Luwu. Saat ini, telah ada sekitar 800 kepala keluarga atau sekitar 2.000 jiwa warga Tana Luwu yang merupakan etnis Tionghoa. Jika dikomparasi, maka jumlah ini hampir sama dengan jumlah warga 1 kelurahan di Kota Palopo; 
  2. 2. Sejak masa Datu Luwu Andi Kambo Opu Daeng Risompa, hubungan Kedatuan Luwu dengan warga Tionghoa berlangsung sangat baik dan erat. Sepanjang catatan Istana, warga Tionghoa memperlihatkan perilaku sebagai warga Tana Luwu yang taat dan selalu berhikmad kepada Langkanae. Selain itu, warga Tionghoa juga telah menunjukkan peran-peran sosial ekonomi yang cukup penting bagi perkembangan Tana Luwu secara umum; 
  3. 3. Setelah menimbang beberapa opsi nama yang berkembang di Dewan Adat 12, saya memilih nama Tomakaka untuk digunakan oleh pemuka etnis Tionghoa di Tana Luwu. Hal ini memiliki akar sejarah, karena saya secara pribadi menyaksikan secara langsung kakek saya, Datu Luwu Andi Djemma Opu To Appamene Wara WaraE memanggil pemimpin Tionghoa dengan nama Tomakaka. 
  4. 4. Perlu diketahui bahwa, dalam struktur Dewan Adat Luwu, selain merepresentasikan pemimpin dari wilayah adat tertentu, juga dikenal beberapa jabatan yang merupakan pemimpin atau perwakilan dari kaum tertentu yang tidak menguasai wilayah adat, seperti Anreguru Ana’ Arung, Anreguru Ottoriolong, Anreguru Pampawaepu, Macoa Cenrana, Macoa Wage dan Macoa Lalengtonro. Jabatan-jabatan seperti ini merupakan perwakilan dari profesi, kelas sosial dan warga keturunan di luar wilayah adat Kedatuan Luwu. 
  5. 5. Keputusan untuk mengukuhkan Tomakaka Tionghoa Ri Tana Luwu merupakan langkah progresif yang merupakan bagian dari upaya tranformasi Kedatuan Luwu untuk tetap relevan dengan kebutuhan zaman, dan untuk mewujudkan visi pemajuan kebudayaan Tana Luwu sebagai entitas kebudayaan yang inklusif dan berdampak secara nyata di masyarakat.

VI. Saya selaku Datu Luwu meminta dukungan dari anak-anakku para wartawan dan insan pers untuk dipublikasikan, sekaligus menjadi undangan terbuka kepada seluruh warga Tana Luwu untuk hadir dalam perayaan Isra Mikraj 1444 Hijriah dan Peringatan Haul Ke-58 Andi Djemma besok Sabtu, 25 Februari 2023 pukul 18.00 Wita di Istana Datu Luwu. Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan memberi manfaat bagi kemaslahatan warga dan pemajuan kebudayaan di Tana Luwu. Terima kasih. Assalaum alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh