Bupati Luwu Utara Apresiasi Pemberian Nama Jalan Opu Daeng Risaju di Luwu Utara

Bupati Luwu Utara Apresiasi Nama Jalan Opu Daeng Risaju di Masamba, Idwar Anwar

PUSTAKAWANMENULIS.COM
 -  Jelang akhir tahun 2025, Bupati Luwu Utara (Lutra), Andi Abdullah Rahim, ST menerima usulan pemberian nama jalan Opu Daeng Risaju di kota Masamba. Usulan ini disampaikan langsung oleh Idwar Anwar, seorang penulis, sejarawan dan budayawan kelahiran Tana Luwu di ruang kerja Bupati, di Kantor Bupati Luwu Utara, 29 Desember 2025.   

Idwar yang juga Ketua Komunitas Sawerigading (Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading) ini menyerahkan langsung surat pengusulan tersebut yang langsung disambut baik Bupati Luwu Utara. Terlebih tidak lama lagi rakyat Tana Luwu akan melaksanakan peringatan Hari Jadi Luwu ke-758 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-80.   

Untuk itu, Bupati Luwu Utara sangat mengapresiasi, bahkan langsung membuatkan disposisi ke dinas terkait usulan Komunitas Sawerigading untuk pemberian nama jalan Opu Daeng Risaju di Kota Masamba. Menurut Bupati Lutra ini pemberian nama jalan di Luwu Utara bagi Opu Daeng Risaju merupakan inisiatif yang baik.  

"Hal ini sangat penting untuk dilakukan. Apalagi beliau pernah di tahan di penjara Masamba. Tentu ini merupakan pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan merupakan perjuangan yang luar biasa. Apalagi beliau adalah seorang perempuan, tentu ini jauh lebih berat. Akan tetapi dengan tekad yang kuat dan penuh kesabaran, Opu Daeng Risaju melakoni perjuangan dan mampu bertahan dengan prinsipnya, bahkan dalam situasi yang sangat memprihatinkan," ungkap Bupati.

Lebih lanjut Bupati mengapresiasi usulan Komunitas Sawerigading yang mengingatkan perjuangan Opus Daeng Risaju. Menurut Bupati, sosok Opu Daeng Risaju merupaan cerminan perempuan Luwu yang teguh pada prinsip perjuangan. Hal ini harus terus didengungkan, bukan hanya dengan nama jalan, pun dengan berbagai macam tulisan agar sosok beliau tidak hilang ditelan arus informasi yang semakin kencang.  

Untuk itu, lanjut Bupati, apa yang dilakukan Idwar Anwar dengan menuangkan kisah Opu Daeng Risaju ke dalam sebuah novel merupakan langkah yang baik. Dengan begitu, generasi muda pun akan dengan mudah dan gembira membacanya.   

"Bahkan Idwar Anwar, Ketua Komunitas Sawerigading yang juga penulis produktif, khususnya mengenai sejarah dan budaya Luwu, telah menuangkan kisah Opu Daeng Risaju dalam sebuah novel yang beliau sebut sebagai historical prose. Ini tentu membanggakan. Saya bahkan sempat memperlihatkan pak Idwar sebuah novel Musashi, novel karya Eiji Yoshikawa yang bercerita mengenai Miyamoto Musashi, ternyata beliau sudah buat kisah Opu Daeng Risaju. Saya kira ini patut diapresiasi," pungkas Bupati Andi Abdullah Rahim.  

Sosok Opu Daeng Risaju

Opu Daeng Risaju merupakan salah seorang tokoh perempuan pejuang di Indonesia yang menghabiskan masa tuanya dari penjara ke penjara, dari satu siksaan ke siksaan lainnya. Meski masih tetap bertahan hidup hingga masa kemerdekaan, namun Opu Daeng Risaju harus kehilangan pendengarannya akibat kekejaman tentara KNIL yang menembakkan senjata di telinganya. 

Sebagai seorang perempuan, tentu apa yang dilakukan Opu Daeng Risaju di masanya sangatlah ganjil, bahkan terlihat aneh di masyarakat. Terlebih beliau sebagai bangsawan. Namun beliau rela menerima semua konsekuensi dalam perjuangannya menentang penjajah. Kendati harus keluar masuk penjara dan menerima berbagai macam siksaan, Opu Daeng Risaju seperti tak perduli. 

Bahkan beliau harus kehilangan suaminya akibat kerasnya tekanan Belanda yang menginginkannya menghentikan semua pergerakannya untuk menentang penjajah. Beliau benar-benar berhati baja. Sulit dihentikan dengan cara apapun. 

Historical Prose Karya Idwar Anwar

Dalam buku Opu Daeng Risaju ini, Idwar Anwar, mengisahkan sosok Opu Daeng Risaju dengan sangat baik. Buku ini merupakan buku pertama yang menuliskan sosok Opu Daeng Risaju dalam sebuah prosa sejarah (Historical Prose). 

Dalam buku ini, bukan hanya menyajikan sosok pribadi dan sepakterjang Opu Daeng Risaju, tetapi juga terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi di Tana Luwu, sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan. 

Buku ini tentu saja sangat kaya dengan data-data sejarah yang terjadi, bukan hanya di Luwu, Sulawesi Selatan, tetapi juga di Indonesia.