Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Kudeta Mekkah, Misteri yang Tak Terkuak

sejarah kudeta mekkah, misteri yang tak terkuak, kudeta mekkah Yaroslav Trofimof

Penulis   : Yaroslav Trofimov
Penerbit : Pustaka Alvabet,
Ukuran   : 382 halaman
Terbit     :
Januari 2011 

KOTA SUCI MEKKAH TERLIHAT TENANG, SAAT ABAD BARU MULAI menyingsing, meninggalkan pegunungan terjal berbatu di belakang. 

Setelah membasuh muka dengan air dingin, Imam Masjid al-Haram berjenggot itu mengaitkan sebuah jubah berwarna cokelat keabua-abuan di atas pundak. Mulutnya komat-kamit memanjatkan doa kepada Sang Khalik. Waktu salat subuh usai beberapa menit kemudian. 

Di bawah jendela, sinar mentari segera memenuhi halaman masjid. Musim haji telah berakhir, saat di mana hamparan tanah luas yang dikelilingi pagar itu dijubeli lebih dari satu juta jamaah. Namun begitu, Mekkah masih disesaki oleh banyak - nya kaum Mukmin. Sebagian besar mereka menghabiskan malam di tempat tersuci umat Islam itu, meringkuk di atas karpet wol, di lorong-lorong yang ada di hampir seribu ruang Masjid al-Haram yang penuh sejarah. 

Seperti biasa, para jamaah tinggal di situ dengan barang bawaan, kasur, serta jaket, yang tak seorang pun bisa mengganggu untuk alasan pemeriksaan. Tak ketinggalan juga se - jumlah muatan dalam peti. Mereka berharap sang Imam akan melimpahkan berkah, serta memohonkan ampunan atas segala dosa yang hanya dapat dicapai di tempat suci.  

Belakangan, beberapa peti tersebut berisi muatan yang tak biasa: senapan pemburu Kalashnikov, senjata FN-FAL buatan Belgia, sabuk peluru, dan pelbagai macam pistol. 

Orang-orang itu telah menyelundupkan senjata ke dalam masjid dengan misi ambisius, yakni membalik gerak sejarah dunia, mengobarkan perang global, yang pada akhirnya sanggup membawa Islam pada kemenangan total, sekaligus menghancurkan kesombongan kaum Kristiani dan Yahudi.

***

Prolog dari buku ini sungguh menegangkan. Sebuah penggambaran situasi yang terjadi di masa itu berdasarkan penuturan beberapa sumber-sumber valid yang ditemui Yaroslav Trofimov selama masa-masa penulisan buku ini.

Tidak salah jika KIRKUS REVIEW menyebutkan bahwa belum pernah ada tinjauan atas peristiwa 20 November 1979—tidak juga atas tragedi 11 September 2001—yang dilapor - kan dengan kemampuan jurnalistik dan tutur sejarah seperti yang ada dalam karya Yaroslav Trofimov ini. Pada awal abad ke15 Hijriyah, sebuah kelompok bersenjata pimpinan seorang Islamis radikal bernama Juhaiman al-Utaibi menguasai Masjid alHaram di Kota Suci Mekkah, salah satu tempat tersuci umat Islam.… 

"Butuh waktu 30 tahun untuk bisa memahami peristiwa ini dalam konteksnya, dan Trofimov be kerja sangat baik dalam memaparkannya secara gamblang."

Dalam testimoninya, PUBLISHERS WEEKLY menjelaskan, Trofimov merekam sebuah insiden yang tak terpublikasi di Barat: kekerasan dalam pengambil-alihan tempat tersuci umat Islam oleh kaum Muslim fundamentalis pada 1979. Trofimov begitu ahli dalam merangkai cerita sejarah, memadukan teologi mesianistik dengan ke kerasan pada tempatnya, serta sangat berani dalam membongkar praktik korupsi yang sangat parah dari suatu negara dengan komplisitas institusi agama. Trofimov dengan tepat menunjukkan masalah-masalah regional yang akut, dengan reaksi abadi terhadap perang melawan teror… 

"Pembaca awam akan sangat terbantu oleh buku ini untuk memahami kaum fundamentalis Muslim dalam kaitannya de ngan terorisme." 

Asisten editor pada The Washingtong Post, RAJIV CHANDRASEKARAN, juga mengatakan bahwa Yaroslav Trofimov telah menulis karya yang sangat mengesankan. Diramu dengan begitu hidup, untuk detail-detail peristiwa yang tak tersingkap di masa lalu. Dia mengungkap krisis sandera yang sangat sedikit diketahui di jantung dunia Muslim…. 

"Setelah mulai membaca buku ini, saya pun tak kuasa meletakkannya."

Menurut TOM BISSELL, editor pada Virginia Quarterly Review, ketika Yaroslav Trofimov memaparkan dengan begitu lengkap dan kuat, kebanyakan partikel radioaktif di dunia kini bukan lagi berada di Korea Utara, Iran, atau bahkan Amerika Serikat. Namun, ada kontradiksi lain yang lebih mengerikan, yakni Kerajaan Arab Saudi. … 

"dan dia mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi atau yang bakal terjadi di sana adalah sumber utama perhatian dunia." 

Penelitian Trofimov mengenai pengambil-alihan Masjid alHaram di Mekkah oleh kelompok militan Islam ini, berdasarkan pengakuan JEN ITZENSON, Portfolio Magazine, dimulai dengan mengetahui seluruh ancaman politik yang menakutkan. Penulis lalu menguji bagaimana aksi jihad global ini meng inspirasi generasi teroris hari ini. 

Trofimov, seorang reporter Wall Street Journal, memberi konteks melalui sebuah sejarah yang hidup mengenai akar dan bangkitnya ultra-fundamentalis Wahhabi, serta menghadirkan kembali pertempuran di masjid tersebut dengan begitu eksploratif, seolah menjadi pemandangan yang mengerikan. Kegemparan yang diciptakan secara berkala tersebut tidak mengurangi alasan Trofimov bahwa Osama Bin Laden dan gerakannya adalah ideologi warisan kaum radikal Mekkah, tapi dengan sumber daya yang jauh lebih besar. 

Saat Revolusi Iran tahun 1979 terbentang, orang-orang Saudi dibuat cemas dan malu oleh sebuah tragedi pengambil-alihan Masjid al-Haram di Mekkah pada tahun 1979. Serangan untuk merebut kembali tempat tersuci umat Islam tersebut menyeret pada suasana berdarah, menampakkan kecurangan dan ketidakcakapan Pemerintah Saudi pada taraf yang sangat akut. Trofimov menjelaskan, tekanan yang begitu keras hampir saja menghilang - kan sebuah babak dalam kisah teror Muslim radikal. — Booksense 

***

Yaroslav Trofimov mengatakan jika ide di balik penulisan buku ini cukup sederhanan: kebayakan orang Timur Tengah tahu bahwa peristiwa bersejarah telah terjadi di Mekkah pada tahun 1979. Tetapi, tidak banyak yang tahu kejadian persisnya seperti apa. Petunjuk lebih lanjut mengenai peristiwa ini penulis dengar manakala melakukan perjalanan ke wilayah tersebut. Kian menggugah rasa ingin tahu saya.

Yaroslav Trofimov meneritakan perjalanannya dalam menulis buku yang cukup kontroversi ini. Dikisahkan, pada akhir tahun 2005, Yaroslav Trofimov mulai menyelidiki kejadian itu. Ia terhentak: pergolakan selama dua minggu di akhir 1979 bakal menjadi catatan penting dalam sejarah modern. Kisah pengambil-alihan Mekkah sesungguhnya merupakan latar dari segala pemahaman kita tentang al-Qaeda. Akar peristiwa yang mendorong kita sanggup memahami kejadian saat ini di Irak, Afganistan, dan lainnya. 

Di awal penyelidikan, penulis mulanya menemui Paul Barril, kepala misi pasukan Prancis yang terlibat dalam pengepungan. Yaroslav Trofimov menemuinya di Interkontinental Dubai. Menghabiskan waktu berjam-jam dengannya. Mendengarkan ceritanya sebagai sumber pertama. Atas sarannya pula, penulis menemui dan mewawancarai anggota pasukan Prancis lainnya yang ikut dalam peristiwa Mekkah tersebut. 

Selanjutnya, di awal 2006, Yaroslav Trofimov mengunjungi Perpustakaan British—satu-satunya tempat di Eropa yang menyimpan pelbagai surat kabar Saudi tahun 1979—dan bertemu dengan beberapa orang Saudi yang diasingkan dan tinggal di London, yang terlibat langsung dalam peristiwa Mekkah. Ia baca semua pemberitaan mengenai ketidaksepakatan Pemerintah Saudi terhadap pemberontakan itu. Kemudian,  Yaroslav Trofimov melakukan perjalanan yang kedua kalinya ke Mesir guna mengorek informasi dari orang-orang Mesir yang menjadi saksi mata. 

Untuk kian menyempurnakan penelitian ini, bagaimanapun, ia mesti mengunjungi Arab Saudi—sebuah kerajaan yang susah disentuh para penulis luar. Dulu, Yaroslav Trofimov pernah menulis kata-kata pedas mengenai pemerintahan Saudi, termasuk dalam buku sebelumnya. Ia berpikiran, mereka tidak akan membiarkannya—terutama jika tahu bahwa Yaroslav Trofimov punya rencana menulis bagian terburuk dalam sejarah negeri mereka. 

Kemudian, Maret 2006, cerita Yaroslav Trofimov, setelah benar-benar kebingungan bagaimana memperoleh visa Saudi, tiba-tiba sebuah email masuk dalam inbox emailnya; dari Asosiasi Pengusaha Jeddah yang tengah menyelenggarakan forum ekonomi rutin. Mereka bersedia mensponsori visa penulis, dengan syarat bisa hadir sebagai peserta. Dengan senang hati, Yaroslav Trofimov mendaftar—sekaligus bergabung, sekalipun visa itu hanya untuk tujuh hari tinggal di Kerajaan Saudi. 

Guna mengoptimalkan waktu di sana, penulis memilih penerbangan yang tiba di Arab Saudi pada tengah malam, sekaligus memesan penerbangan pulang sebelum tengah malam di hari terakhir—itu bisa menghemat 24 jam untuk penyusunan laporan. Saat konferensi pers, para penjaga begitu sibuk menghadapi gelombang wartawan. Yaroslav Trofimov benar-benar tidak tertangkap oleh layar radar mereka. Setelah selesai, ia lantas berkunjung ke negerinya. Sembari menunggu visa kedua ini keluar, yang bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan, saya mencoba mendatangi sumber informasi penting lainnya— mengklasifikasi laporan-laporan terkini yang ada dalam arsip Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. 

Kedua negara ini punya tradisi yang sangat terbuka untuk bisa mendapatkan informasi, yang memperkenankan penulis buku seperti Yaroslav Trofimov, mengambil laporan-laporan rahasia yang ditulis oleh para diplomat dan mata-mata. Proses pengambilan ini, bagaimanapun, sangat panjang dan rumit. Bahkan menurut para kolega Trofimov , barangkali butuh waktu satu tahun atau lebih untuk bisa mengambil informasi yang belum terklasifi - kasi—dan bahkan, file-file penting kerap terlewati. 

Oleh karena itu, Yaroslav Trofimov minta bantuan perwakilan pemerintah untuk mengawasi proses itu—dan beruntung, ada seorang mantan diplomat yang bekerja di bidang pengambilan dokumen rahasia tertarik dengan materi buku saya. Dia dengan sukarela membantu, tentunya sesuai batas-batas hukum. 

Sementara materi dan isi jaringan diplomatik telah terklasifikasi, justru nomor telegramnya tidak ada—maka sang mantan diplomat menyodori saya daftar panjang sejumlah nomor kontak yang akan sangat berguna dalam penyusunan buku ini. Informasi detail semacam ini, telah memenuhi hasrat penulis pada kebebasan mendapatkan informasi, sebagai modal awal guna mendapatkan informasi lebih lanjut. Yaroslav Trofimov juga mendapatkan setumpuk dokumen tebal, yang dipinjamkan hanya untuk kepentingan penulisan buku tersebut; menyusul kemudian sejumlah amplop tipis dari CIA dan British Foreign Office. 

Lalu, dua bulan sebelum deadline buku, visa Saudi kedua Yaroslav Trofimov telah disetujui. King Faisal Center, yang dengan ramah menyambutnya, juga membekalinya surat-surat untuk bisa mengakses arsip pelbagai surat kabar Saudi yang tidak ada di luar, sekaligus membujuk beberapa mantan pegawai yang enggan berbagi kenangan mereka mengenai perang di Mekkah. Yang tak kalah penting, saat itu, penulis juga merancang wawancara dengan para bekas teroris yang terlibat dalam perjuangan kelompok mereka di Mekkah—sebelumnya, sebagian dari mereka telah bercerita kepada salah seorang penulis. Satu dari mereka terlihat takut jika polisi rahasia melihatnya ada bersama Yaroslav Trofimov di tempat umum; coffee bar atau ruang lobi, menghabiskan malam di kamar Hotel Jeddah Marriott, bercerita perihal kengerian perang sembari menghabiskan isi minibar (tentu tanpa alkohol). 

Yaroslav Trofimov mengungkapkan, bahwa buku ini memerlukan waktu satu tahun dan hampir seratus ribu mil perjalanan udara dari awal hingga akhir— bahkan demi wawancara terakhir, penulis meluncur melewati Atlantik untuk bisa bertemu dengan mantan Kepala Intelijen Saudi, hanya beberapa hari sebelum deadline terakhir.

***

Arti penting pemberontakan Mekkah tersebut telah dilupakan saat ini, bahkan oleh kebanyakan pengamat bermata tajam. Terlalu banyak ancaman lain yang menjadi perhatian Barat. Pengambil-alihan Masjid al-Haram—operasi skala besar pertama oleh sebuah gerakan jihad internasional di masa modern—dipandang sebelah mata sebagai hanya insiden lokal, warisan suku Badui Arab di masa lalu yang menyalahi zaman.

Tetapi, yang tak boleh dilupakan, dengan penelusuran jejak sejarah tersebut, sangat jelas bahwa: latar belakang 11 September, bom-bom teroris di London dan Madrid, hingga kekerasan mengerikan kaum militan Islam yang merusak Afganistan dan Irak, semuanya dimulai di pagi November yang panas itu, di bawah bayang-bayang Ka’bah.

Download GRATIS bukunya di SINI.

Dapatkan pula beberapa buku terkait Islam GRATIS lainnya:

Ayat-ayat Semesta, Sisi-sisi Al-Qur'an yang Terlupakan

Kumpulan Doa 30 Hari Puasa Ramadhan

Sejarah Puasa 

Sejarah Para Khalifah

Ramadhan Bersama Nabi, Panduan Puasa, Shalat Tarwih, Lailatul Qadar, I'tikaf dan Dzikir Ramadhan

Kitab Ihya’ Ulumiddin, Karya Monumental Iman Al Ghazali (Jilid 1, 2, 3 dan 4)

Kerancuan Filsafat Karya Imam Al Ghazali (Sang Penyembelih Ayam Bertelur EMAS) 

Ayat-ayat Setan Yahudi, Dokumen Rahasia Yahudi Menaklukkan Dunia dan Menghancurkan Agama

***

Pemerintah membuka Pendaftaran CPNS 2023 untuk SMA, Ini Syarat dan Dokumen yang Harus Disiapkan.